Wujud kerangka ikan Joko Tuo
KlikFakta.com, Jepara - Kerangka ikan raksasa kini terpajang di Museum R.A. Kartini
Jepara. Koleksi ini dinamai kerangka ikan Joko Tuo. Seberapa besar ukurannya?
Kerangka ikan Joko Tuo berukuran panjang 16 meter, lebar 4
meter, dan tinggi 2 meter. Kerangka seberat 6 ton itu kini dipajang di ruang II
Jepara Kuno.
Pemandu Museum R.A. Kartini Jepara, Fais Probo Pujiono
mengatakan ikan tersebut ditemukan dalam kondisi utuh di perairan Kepulauan Karimunjawa
pada pertengahan April 1989. Ikan ditemukan dalam kondisi sudah mati dan
terdampar di pinggir pantai.
“Ikan raksasa itu dari Karimunjawa, itu ditemukan masih utuh
dengan dagingnya. Ditemukan Karimunjawa pada tahun 1989,” ungkap Fais, Selasa
(19/9/2021).
Nama Joko Tuo yang diberikan tidak bisa lepas dari penemu
ikan tersebut, Mbah Manding.
“Pada waktu itu penemunya namanya Mbah manding kalau
dikatakan beberapa orang menyebut ikan Joko Tuo karena memang salah satu
penemunya tidak menikah sampai tua. Kalau bahasa Indonesia perjaka kalau orang
jawa kan Joko, Tuo kan orangnya sudah tua,” ungkap dia.
Menurutnya, ikan itu jenisnya paus gajah yang merupakan ikan
purba. Lantaran bagian kepalanya mirip dengan gading gajah.
“Itu termasuk jenis kan paus gajah, karena di kepalanya ada
seperti gading gajah. Itu diperkirakan merupakan ikan purba, namun peneliti
sampai sekarang masih menemukan ikan seperti itu tapi di perairan yang dalam,”
terangnya.
Fais adalah salah satu orang yang membersihkan ikan paus
tersebut. Dikatakan proses pembersihan memakan waktu 3 bulan sebelum akhirnya
kerangka bisa dibawa ke museum.
“Tahun 1990 an, di sekitar masa Amin Ayahudin Sekdin (di
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimunjawa. Dibawa menggunakan dengan kapal,
dan dibersihkan tiga bulan baru dibawa ke museum Kartini,” papar dia.
Museum Kartini dibuka sejak Jepara menerapkan PPKM Level 2. Jumlah
pengunjung kembali ramai, terlebih kegiatan pembelajaran tatap muka juga
diizinkan.
“Kalau dibuka sejak PPKM Level 2 dan mengingat di Jepara
juga diperbolehkan belajar tatap muka, wisata juga boleh dibuka. Antusias sangat
tinggi, karena orang sudah lama tidak wisata, tidak dibuka ya. Tidak hanya
wisata museum ini saja. Objek yang lain itu juga sangat ramai,” terang Fais.
(MM)