![]() |
Aktifitas para pekerja di lokasi pembangunan embung kali mati Jepara beberapa waktu lalu. (KF-089) |
klikFakta.com,
JEPARA – Megaproyek pembangunan embung kali mati di Kelurahan Bapangan
Kecamatan Kota Jepara yang semula ditargetkan selesai akhir 2017 lalu. Hingga
kini kondisinya belum menunjukkan tanda-tanda mendekati ketuntasan kerja.
Selain
mengenai tak sesuainya jadwal penyelesaian pembangunan. Ada satu hal yang tak
kalah penting untuk disoroti publik, yakni mengenai kualitas pembangunan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga atau rekanan yang dikabarkan berasal dari
Pontianak Kalimantan Barat tersebut.
Dalam logika
sederhana, sebuah bangunan yang berlokasi di area rawan atau rentan terjadi
kerusakan, pasti sudah diantisipasi oleh perencana atau ahli sebelum
dilaksanakan proses pengerjaan. Termasuk mengenai pendanaan, yang harus
dihitung sedemikian rupa agar mampu mendapatkan kualitas terbaik. Apalagi dana
untuk pembangunan embung ini langsung dirogohkan dari kantong APBN.
Sehingga,
kualitas yang diberikan oleh rekanan atas sepengetahuan pengguna anggaran
seharusnya sesuai dengan standart. Setidaknya standart tersebut diukur dan
disesuaikan dengan spesifikasi dalam rencana pembangunan megaproyek tersebut.
Dalam
penelusuran tim klikFakta.com selama ini, ada beberapa tanda yang menunjukkan
bahwa pengerjaan megaproyek terkesan kurang maksimal. Pasalnya, selain jumlah
pekerja yang cenderung sedikit, tehnis pelaksanaan kerjaan juga cenderung
kurang profesional.
Hal itu
terbukti ketika sebelum memasuki musim penghujan di akhir tahun 2017 lalu. Ada
beberapa titik yang sudah terlihat mengalami kerusakan. Sehingga wajar ketika
mendapatkan kritik pedas dari publik termasuk warganet alias netizen di akun
media sosial mereka.
Salah satu
akun media sosial yang mengkritisi kualitas pembangunan embung tersebut, A mengatakan, "belum masa hujan saja sudah ada yang rusak, gimana saat hujan
lebat ya" kata A.
Warganet A
tersebut juga mempertanyakan pula profesionalitas pihak rekanan dalam
mengerjakan proyek besar tersebut. Saking ingin mengetahui kualitas pekerjaan
yang telah ada, dirinya juga mengaku telah betul-betul mengecek dan menguji
kualitas kerjaan.
Yang jelas,
fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembangunan tidak selesai sesuai yang ditargetkan.
Progres pembangunan masih jauh dari sempurna lantaran masih banyak yang belum
diselesaikan.
Lantas,
seberapa kualitas sesungguhnya bangunan proyek besar yang menelan anggaran
negara hingga puluhan miliar tersebut? Apakah akan sesuai dengan harapan
masyarat bersama? dan tak kalah penting, bagaimana nasibnya megaproyek ini?
TUNGGU
Kelanjutan Ulasan Mengenai Nasib Megaproyek Embung dengan Anggaran Puluhan
Miliar, di seri berikutnya.
(Redaksi /
Wahyu KZ)
