![]() |
Salah seorang warga Desa Tunggu Pandean Kecamatan Nalumsari menunjukkan area sawah yang jadi danau. (KF-089) |
klikFakta.com, JEPARA – Akibat aktifitas galian tanah hingga
kedalaman beberapa meter, saat ini banyak area persawahan di wilayah Kecamatan
Nalumsari yang menjadi danau. Kondisi ini terjadi sejak memasuki musim
penghujan.
Dari pantauan di lapangan, ada puluhan titik area persawahan
yang kini terlihat seperti danau di wilayah Kecamatan Nalumsari. Seperti di
Desa Tunggul Pandean, Gemiring Kidul, Gemiring Lor, Muryolobo, dan beberapa desa lainnya.
Kondisi air yang begitu banyak dan akibat saluran air di
area persawahan hilang karena dikeruk. Air tidak bisa mengalir sebagaimana
mestinya. Genangan air seperti danau tersebut cukup lama untuk bisa hilang atau
surut.
Berdasarkan pengalaman warga tahun-tahun lalu, surutnya air
berlangsung cukup lama, tidak bisa hanya menunggu satu atau dua hari. Tidak
hanya lama surut, area persawahan yang telah digenangi air layaknya danau tidak
bisa produktif.
“Kondisi air yang banyak itu juga menganggu kesuburan tanah
atau sawah di sekitarnya,” ucap Hasan, salah seorang warga.
Menurutnya, sawah yang telah tergenang air begitu banyak,
baru dapat ditanami sekitar dua tahun. Itu pun kalau tidak ada genangan air
yang banyak lagi. “Bila setiap tahun tergenang air yang banyak seperti ini,
tentu saja tidak bisa ditanami lagi,” ungkapnya.
Hal itu juga disampaikan salah seorang warga Desa Tunggul
Pandean Kecamatan Nalumsari, Zubaidah. Ia menunjukkan sejumlah area persawahan
yang tergenang air seperti danau. Kondisi tersebut tidak hanya membuat kerugian
bagi tanah yang tergenang air secara langsung, tetapi juga merugikan tanah yang
ada di sekitarnya. “Jelas, potensi longsor atau tergerus tanah di sekitarnya
sangat besar,” ucapnya.
Warga berharap persoalan galian tanah di wilayah Nalumsari
dapat segera tertata. Mereka manyadari bahwa kebutuhan tanah untuk pembangunan
tetap berlanjut. Hanya saja, hal itu perlu ditata agar tidak merusak alam.
klikFakta.com/089
