![]() |
Hadi Priyanto saat mengisi acara di Desa Kancilan. |
klikFakta.com,
JEPARA – Untuk dapat memenangkan persaingan antar desa, desa dituntut untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya,
termasuk kearifan lokalnya. Karena itu Yayasan Kartini bersedia
mendampingi desa untuk mengemas even
budaya kreatif yang bertumpu pada kearifan lokalnya.
Hal tersebut
diungkapkan oleh Didin Arduyansyah, salah seorang kreator seni Jepara yang
bergabung di Yayasan Kartini Indonesia dalam sarasehan budaya yang
diselenggarakan oleh Karang Taruna Bisma Birawa desa Kancilan, Kembang, Jepara, Selasa ( 11/7/2017 ) malam.
Sarasehan
dengan tema kearifan lokal dan pembangunan desa ini diikuti tokoh
masyarakat, perangkat desa dan pengurus
serta kader Karang Taruna.
Even budaya
kreatif ini menurut Didin Arfiyansyah,
bisa menjadi media promosi yang efektif dan sekaligus mampu merangsang
tumbuhnya kreatifitas dan juga kecintaan masyarakat terhadap desanya. Juga
kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal, tradisi dan seni yang dimiliki oleh
desa.
Sementara
itu Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Hadi Priyanto yang juga menjadi pembicara
dalam sarasehan tersebut mengungkapkan kegelisahannya, banyak tradisi lokal yang tergerus oleh waktu
dan kian dilupakan. " Tradisi ritual yang ada diseputar aktifitas
pertanian tidak lagi dipandang perlu.
Padahal tradisi itu pada hakekatnya adalah meminta berkat Allah agar
hasil pertaniannya baik" ujar Hadi.
Sementara itu
tradisi sedakah bumi yang dilaksanakan di setiap desa, maknanya semakin tidak
dipahami kecuali serimonial dan kemeriahan. " Tidak ada pelestarian nilai
dari para tokoh yang telah membuka desa kepada generasi muda, karena tidak
semua desa memiliki babad desa" ujar Hadi Priyanto.
Babad atau
sejarah desa ini sangat penting agar kita dapat mengambil nilai nilai luhur
yang telah duwariskan oleh para leluhur.
Niai luhur
itulah yang kemudian dapat bermanfaat bagi prngrmbangam suatu masyarakat tumbuh
identitas lokalnya, ujar Hadi Priyanto.
klikFakta.com/089
